Minggu, 29 Juni 2008

Berhenti Sejenak (menyiapkan prestasi yang lebih besar)!

Aku kembali teringat sebuah artikel yang beberapa saat yang lalu kubaca. Berhenti sejenak, demikian kira-kira sang penulis memberikan sebuah taujih yang sungguh luar biasa. Beberapa kali kucoba menjadikan akhir pekanku sebagai momen berhenti sejenak. Melalui pertemuan pekanan, juga melalui upaya kesendirianku untuk mencoba memahami arti sebuah perenungan. Tapi hasilnya? NIHIL alias tak berdampak apapun.

Peristiwa itu akhirnya tiba. Menghadiri momen walimahan seorang al-akh dengan sedikit menambah agenda "berlibur" ke rumah al-akh yang lain. Awalnya aku hanya mengharap ini sebagai sebuah silaturahim ke rumah saorang saudara. Akan tetapi rombongan ini lain, aku yang hanya bermodal niat silaturahim akhirnya berjumpa dengan sebuah semangat yang membawaku kembali menerawang pada masa-masa dakwah di sekolah dan bangku kuliah.

Ternyata selama ini kesendirianku benar-benar tak membawa perubahan apa-apa. Justru aku terperosok pada pemikiran-pemikiran yang tiada sedikitpun memberikan kemanfaatan bagi dunia maupun akheratku. Allah benar-benar kembali menuntunku. Aku kembali dipertemukan dengan sebuah semangat perubahan yang begitu menyala. Subhanallah, aku masih dipertemukan dengan saudara-saudaraku yang tanpa kusadari kembali membimbingku. Aku memang belum terpisah jauh, untuk itu mereka membuatku kembali dekat. Aku benar-benar ingin menitikkan air mata, sebagai bentuk perbaikan diriku, sebagai bentuk kembalinya semangat dakwahku. Ini bukanlah berhenti sejenak yang biasa-biasa saja, tapi inilah momen luar biasa yang menjadi salah satu titik kembalinya diriku pada cinta yang murni karena keterikatan pada-Nya.

Berhenti sejenak....
tapi bukan untuk tidak melakukan apa-apa.
Berhenti sejenak....
mengingatkanku kembali pada satu arti penting "pengabdian"
Berhenti sejenak....
menyiapkan amunisi baru sebagai bekal perjuangan yang tengah menghadang
Berhenti sejenak....
untuk memperbaiki diri, memperbaiki rentetan kegalauan, memperbaiki setiap hubungan
Hubunganku dengan Penguasa alam
Hubunganku dengan keluarga yang lama kutinggalkan
Hubunganku dengan sahabat yang terjauhkan
Hubunganku dengan dakwah yang semakin tersingkirkan

Kukuatkan kembali azzamku
Kukokohkan kembali gerak-gerak langkahku
karna aku tak berhenti sendiri
Aku berhenti bersama sahabat
Sahabat yang selalu dekat
Sahabat yang tak sekedar bersama-sama menikmati nikmat
Tapi sahabat yang selalu menjadi pengingat.

terima kasih untuk semuanya.......

Rabu, 25 Juni 2008

A Wonderful day...

Apa jadinya bila kereta api macet di hari kerja?
Tumpukan penumpang di stasiun? ya...
kepanikan para workholic? tentu...
kekesalan yang menjadi-jadi? mungkin....
kalo bikin video rekaman di kereta? ini yang jarang terjadi..

Memang selalu ada beragam cara pensikapan kejadian luar biasa ini. Tapi yang pasti, semua orang tidak pernah menginginkan perjalanannya terganggu karena hal itu akan berpengaruh pada pekerjaan mereka.
Tapi.... wallahu 'alam bishowab
kita tak pernah mampu memeprediksi apa-apa yang akan menimpa kita. Termasuk kemaren, Kamis 26 Juni 2008.
tak hanya kereta api barang yang mengalami anjlok di stasiun kebayoran lama tapi juga terjadi kerusakan sinyal di sentra kereta api jabotabek, Tanah Abang.
Memang, apa pengaruh dua kejadian ini hingga disebut luar biasa? toh, hal-hal seperti ini memang udah sering terjadi di Indonesia.

eit....
jangan terlalu menyepelekan kejadian seperti ini ya!
Untuk sebagian orang hal ini memang sebuah keberuntungan. sebut saja tukang ojek, sopir taksi, atau sopir angkot.
mereka secara langsung mendapat gelontoran penumpang yang memutuskan beralih transportasi karena kereta api tak lagi mampu diharapkan.
Tapi, dibalik itu semua masih ada banyak pihak yang dirugikan oleh kejadian ini.
Kerugian immateriil langsung terasa manakala waktu yang semestinya digunakan untuk aktivitas yang lebih bernilai harus terbuang begitu saja.
sementara dari segi materiil, makin banyak roker (rombongan kereta) yang harus rela dipotong gajinya lantaran terlambat sampai di tempat kerja masing-masing.
Atau omset penjualan pedagang yang menurun darstis karena waktu jualannya berkurang.
Hal-hal inilah yang patut diperhatikan.

Lalu bagaimana sebaiknya kita menyikapi kejadian seperti ini?
Tergantung dari pemikiran kita, apakah kita benar-benar harus cepat mengambil langkah darurat agar tak banyak kerugian yang kita derita?
atau bersabar dan yakin pertolongan akan segera tiba?

Keduanya bukanlah pilihan yang salah.
di satu sisi, kita semestinya memang harus segera mencari alternatif solusi atas apa yang menimpa kita. kita tidak diharuskan diam, diam dalam artian tidak melakukan apa-apa dan membiarkan segalanya terjadi dengan sendirinya.Ingat, Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai kaum itu merubah nasibnya sendiri.

tapi ingat.......
segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa seizin Allah swt.
untuk itu, kita diharuskan untuk bersabar dan tawakal kepada Allah atas apa yang kita kerjakan.

Dari dua penyikapan di atas, ada satu korelasi bahwa usaha kita dan tawakal kita adalah hal yang beriringan dalam pengerjaannya.

Rabu, 18 Juni 2008

Sang Murobbiy

Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi

Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu

Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati

Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani